this time, sweet beginning, bitter end.
but if this is not the end and 'happy ending' is truly exist, i'll wait till it comes.
imagine how thrilling that moment will be :)
Welcome!
Taste, Enjoy, then Happy with this thingy! :)
Tuesday, July 27, 2010
Saturday, July 17, 2010
Wajah Pantai
Wednesday, July 14, 2010
Lari
kadang terasa lebih sakit bila berharap. terasa lebih perih bila peduli.
tapi aku tetap saja berharap tidak berhenti peduli.
aku pikir selama ini aku berusaha kuat.
namun ternyata sebenarnya aku hanya berusaha lari dari perasaanku.
tapi aku tetap saja berharap tidak berhenti peduli.
aku pikir selama ini aku berusaha kuat.
namun ternyata sebenarnya aku hanya berusaha lari dari perasaanku.
Tuesday, July 13, 2010
Another Quote
baca ini.
aku harap ia mengerti maksudku. sungguh...
hal yang paling memilukan adalah ketika melihat seseorang yang tertawa, sedang kita tahu bahwa tidak ada hati yang lebih tersayat daripada hatinya.
aku harap ia mengerti maksudku. sungguh...
Ajari Aku, Guru.
sekarang aku tahu. aku tahu apa yang salah dari semua ini. semua terlalu mendadak. terlalu tergesa-gesa. hari-hari sebelum hari besar (yang menyesakkan) itu, semua terasa seperti biasa. datang tanpa dosa, ketawa-ketiwi, bahkan berenang, yang merupakan kegiatan yang sangat kami gemari itu, sempat kami lakoni pada hari H. sulit dipercaya.
aku tahu. semua terlalu... ah. aku pun bingung menjelaskannya.
seperti seorang jagoan sepak bola pencetak gol terbanyak yang secara tiba-tiba patah kakinya saat latihan beberapa jam sebelum pertandingan hingga harus diamputasi.
seperti seorang bapak beranak lima yang sedang bersenang-senang ke singapura dan meninggal seketika akibat serangan jantung saat sedang makan di restoran bersama keluarganya.
sampai-sampai dokterpun tak sanggup berkata apa-apa lagi dan hanya menggelengkan kepala ketika keluarga menanyakan keadaan pasien.
ah. cukup dengan si bintang lapangan dan si bapak beranak lima.
let's cut the crap
jika ia mau. jika saja ia mau sedikiiit saja. sedikiiiiiiit saja mengerti perasaanku, seharusnya ia yang selama ini aku anggap sebagai seseorang yang paling mengenalku lebih dari siapapun, begitupun aku padanya, bisa mengerti bahwa aku, yang sepanjang beberapa tahun terakhir ini bersamanya, yang ia tahu bahwa aku adalah bukan seseorang yang dengan mudah dapat memindahkan bahkan menghapus hati, bahwa kini aku, seorang wanita rapuh tanpa daya yang ia tinggalkan secara tiba-tiba, dihempaskannya aku bagai penjahat garang kelas kakap yang ditendang dari shinkansen yang melaju 70 km/jam, akan hancur. hancur berkeping-keping, dengan semua tulang patah remuk tinggal serpihan, tak tersisa.
aku tahu kini, bahwa sesuatu yang salah itu ialah, seharusnya ia meninggalkanku pelan-pelan... perlahan-lahan...
just as simple as that.
mungkin jika begitu keadaannya, rasanya tidak akan semenyebalkan ini. mau berapapun banyaknya wanita yang bersamanya sekarang secara sekaligus, atau bergiliran tiap minggu, atau tiap harinya, atau bahkan tiap jamnya, mungkin aku tidak akan seperih ini......
sebegitu cepatnyakah aku tergantikan? benarkah? kalau begitu ajari aku. ajari agar aku bisa sepertimu.
aku mohon, guru.
aku tahu. semua terlalu... ah. aku pun bingung menjelaskannya.
seperti seorang jagoan sepak bola pencetak gol terbanyak yang secara tiba-tiba patah kakinya saat latihan beberapa jam sebelum pertandingan hingga harus diamputasi.
seperti seorang bapak beranak lima yang sedang bersenang-senang ke singapura dan meninggal seketika akibat serangan jantung saat sedang makan di restoran bersama keluarganya.
sampai-sampai dokterpun tak sanggup berkata apa-apa lagi dan hanya menggelengkan kepala ketika keluarga menanyakan keadaan pasien.
ah. cukup dengan si bintang lapangan dan si bapak beranak lima.
let's cut the crap
jika ia mau. jika saja ia mau sedikiiit saja. sedikiiiiiiit saja mengerti perasaanku, seharusnya ia yang selama ini aku anggap sebagai seseorang yang paling mengenalku lebih dari siapapun, begitupun aku padanya, bisa mengerti bahwa aku, yang sepanjang beberapa tahun terakhir ini bersamanya, yang ia tahu bahwa aku adalah bukan seseorang yang dengan mudah dapat memindahkan bahkan menghapus hati, bahwa kini aku, seorang wanita rapuh tanpa daya yang ia tinggalkan secara tiba-tiba, dihempaskannya aku bagai penjahat garang kelas kakap yang ditendang dari shinkansen yang melaju 70 km/jam, akan hancur. hancur berkeping-keping, dengan semua tulang patah remuk tinggal serpihan, tak tersisa.
aku tahu kini, bahwa sesuatu yang salah itu ialah, seharusnya ia meninggalkanku pelan-pelan... perlahan-lahan...
just as simple as that.
mungkin jika begitu keadaannya, rasanya tidak akan semenyebalkan ini. mau berapapun banyaknya wanita yang bersamanya sekarang secara sekaligus, atau bergiliran tiap minggu, atau tiap harinya, atau bahkan tiap jamnya, mungkin aku tidak akan seperih ini......
sebegitu cepatnyakah aku tergantikan? benarkah? kalau begitu ajari aku. ajari agar aku bisa sepertimu.
aku mohon, guru.
Tuesday, July 06, 2010
don't let me be the last to know
Please dont. dont fool out of me. much worse know something that you dont wanna know from someone that you dont expect to.
such a coward. you.
even more the truth that i cursed much much much more than the kitten murderer.
i am not very berry ready and pleasure to hear that.
ah, someone must pay the price at the end.
pay the price for messing with me and my heart.
such a coward. you.
even more the truth that i cursed much much much more than the kitten murderer.
i am not very berry ready and pleasure to hear that.
ah, someone must pay the price at the end.
pay the price for messing with me and my heart.
Monday, July 05, 2010
Dua Kali Jatuh
dua kali. dua kali sudah. sesak rasanya. bergemuruh tak berirama. mengapa harus begini?
sungguh, sesal yang kurasa hanyalah sia-sia. sesal yang terlambat. dia tidak akan kembali.
salahku sejak tiga tahun lalu. akulah si keledai bodoh itu, yang jatuh pada lubang yang sama dua kali.
dulu terjadi, karena alasan yang sama. kini terjadi, alasan itu terulang lagi.
aku yang salah. terlalu percaya. terlalu berharap. terlalu percaya. terlalu percaya. terlalu mempercayakan hatiku pada hati yang tidak lagi bisa mempercayaiku seperti dulu. mungkin ia kapok untuk yang ketiga kalinya.
tapi aku tidak.
tidak akan pernah.
benar, yang pertama itu sulit hilang. aku masih ingat. "berapa banyak cintapun yang akan datang nantinya, cinta pertama itu akan selalu ada. tidak terlupakan"
kalau begitu terima kasih telah masih mengingatku. aku tersanjung, jujur.
ah mengapa air mata ini sangat bandel. tidak berhenti meleleh meskipun hingga saat ini, saat aku menulis ini. jika aku menulis di atas kertas putih dengan sebuah tinta hitam, mungkin kini sudah tidak terlihat jelas dan luntur dimana-mana. luntur oleh air mataku.
aku tidak pernah membayangkan perasaan ini. sungguh. salah memang. seharusnya aku tau. seharusnya aku sadar bahwa tidak semua akan selalu seindah kelihatannya.
seperti kata seorang temanku, setiap yang datang akan pergi. dan aku tahu itu, kita semua tahu itu.
aku tau jika aku 'memiliki', maka aku akan memiliki resiko 'kehilangan'. tapi aku tidak memikirkan itu sama sekali seumur hidupku sepanjang aku bersamanya.
tidak penting lagi kini penyesalan itu. terlambat memang, sesal kemudian tiada berguna.
ah air mata sialan, tolong jangan menetes lagi. aku mohon...
aku lelah beralasan sakit mata. aku lelah harus tidur dini hari karena harus meratapi nasib, yang akan sangan memalukan jika aku lakukan di siang hari. tapi toh akhirnya kini aku lakukan.
tuhan... kalau memang sudah tidak bisa diperbaiki, aku mohon, jauhkanlah perasaan ini. aku ingin tidak diberi rasa cinta. aku ingin tidak pernah jatuh lagi. aku tidak mau memulai lagi.
aku takut jatuh lagi..
jika masih ada, aku mohon hanya dengan dia.. aku mohon..
sulit. susah. ini perasaan menyebalkan yang sulit dihilangkan. aku sakit ya tuhan.
aku bingung harus bagaimana lagi.
memang banyak di luar sana. tapi mereka tidak seperti dia..
aku tahu itu walaupun aku belum mencobanya.
aku memohon dengan sangat, ya tuhan....
amin.
sungguh, sesal yang kurasa hanyalah sia-sia. sesal yang terlambat. dia tidak akan kembali.
salahku sejak tiga tahun lalu. akulah si keledai bodoh itu, yang jatuh pada lubang yang sama dua kali.
dulu terjadi, karena alasan yang sama. kini terjadi, alasan itu terulang lagi.
aku yang salah. terlalu percaya. terlalu berharap. terlalu percaya. terlalu percaya. terlalu mempercayakan hatiku pada hati yang tidak lagi bisa mempercayaiku seperti dulu. mungkin ia kapok untuk yang ketiga kalinya.
tapi aku tidak.
tidak akan pernah.
benar, yang pertama itu sulit hilang. aku masih ingat. "berapa banyak cintapun yang akan datang nantinya, cinta pertama itu akan selalu ada. tidak terlupakan"
kalau begitu terima kasih telah masih mengingatku. aku tersanjung, jujur.
ah mengapa air mata ini sangat bandel. tidak berhenti meleleh meskipun hingga saat ini, saat aku menulis ini. jika aku menulis di atas kertas putih dengan sebuah tinta hitam, mungkin kini sudah tidak terlihat jelas dan luntur dimana-mana. luntur oleh air mataku.
aku tidak pernah membayangkan perasaan ini. sungguh. salah memang. seharusnya aku tau. seharusnya aku sadar bahwa tidak semua akan selalu seindah kelihatannya.
seperti kata seorang temanku, setiap yang datang akan pergi. dan aku tahu itu, kita semua tahu itu.
aku tau jika aku 'memiliki', maka aku akan memiliki resiko 'kehilangan'. tapi aku tidak memikirkan itu sama sekali seumur hidupku sepanjang aku bersamanya.
tidak penting lagi kini penyesalan itu. terlambat memang, sesal kemudian tiada berguna.
ah air mata sialan, tolong jangan menetes lagi. aku mohon...
aku lelah beralasan sakit mata. aku lelah harus tidur dini hari karena harus meratapi nasib, yang akan sangan memalukan jika aku lakukan di siang hari. tapi toh akhirnya kini aku lakukan.
tuhan... kalau memang sudah tidak bisa diperbaiki, aku mohon, jauhkanlah perasaan ini. aku ingin tidak diberi rasa cinta. aku ingin tidak pernah jatuh lagi. aku tidak mau memulai lagi.
aku takut jatuh lagi..
jika masih ada, aku mohon hanya dengan dia.. aku mohon..
sulit. susah. ini perasaan menyebalkan yang sulit dihilangkan. aku sakit ya tuhan.
aku bingung harus bagaimana lagi.
memang banyak di luar sana. tapi mereka tidak seperti dia..
aku tahu itu walaupun aku belum mencobanya.
aku memohon dengan sangat, ya tuhan....
amin.
Subscribe to:
Comments (Atom)





